TERNYATA.
* * *
Angin dingin beringas
merayap cepat kebagian tubuhku, akupun berusaha mengapai gapai selimut untuk
menariknya kebagian tubuh. Namun kakiku malah yang didera angin, selimut
kesayanganku tak sanggup lagi mengikuti pertumbuhan tubuhku yang kini sudah
beranjak dewasa. Aku akhirnya mengalah dan akupun membuka mataku dan menatap
jam dinding kamar yang berwarna kuning pucat. Tapi sayang, cahaya tak cukup
membantu lensa mataku untuk melihat batang-batang petunjuk waktu itu. Akupun menyerah
dan kembali memejamkan mataku.
Beep..Beep.. Beepp
Alaram pembangun yang
sudah aku setel untuk membangunkanku pun berbunyi . Aku tahu jika ini sudah
pukul 03.00 pagi, tadinya aku berniat bangun awal untuk menyelesaikan pekerjaanku,
namun niatan itu kandas diterpa rasa kantukku, akupun memejamkan mataku kembali.
* * *
“Hay, Clary apa yang sedang kamu
lakukan?”
Aku terkejut saat tiba-tiba Cristhina
sahabat dekatku sudah ada tepat di depanku
saat aku sedang membereskan buku
yang terjatuh.
“Ummm.. Tak apa. Aku hanya sedikit
gugup, seperti yang kau tau hari ini guruku Mr. Luis, kau pasti tau apa
maksudku.”
“Hmmm.. Sudah aku duga, pasti seorang
Clary ada apa-apanya jika barangkat awal begini. Oiya sebaiknya….”
“Baik…. Sebaiknya aku duluan Crisy.
Bye”
Karena gugup aku meninggalkan
Cristhina yang terpaku, karena aku melongsong saja tanpa menghiraukan
perkataanya, sembari aku melanjutkan langkahku menuju tempat pembelajaran.
“Hay, Clary?”
Lagi-lagi ada yang memanggilku, namun
kali ini Luke yang memanggilku. Luke adalah laki-laki idaman di sekolah ini,
namun aku tak mengidamkannya.
“Umm.. Hay luke? Maaf aku sedang
terburu-buru”
Akupun bergegas meninggalkan Luke dan
masuk kedalam kelas untuk bersiap mengikuti materi hari ini. Aku duduk di
bangku tengah paling belakang. Tak lama aku duduk, Mr. Luis dating.
“Selamat Pagi, Benar ini jam saya?”
Tiba-tiba Mr. Luis masuk kedalam kelas.
“Benar, pak.” jawab salah seorang
dari kelasku, namun aku tak paham dia siapa mataku tak bisa melihat jelas ke
arahnya.
“Baik, langsung saja. Sekarang
kumpulkan project minggu lalu yang sudah saya berikan!”
Untung saja aku sudah mengerjakannya
semalam, batinku. Semalam suntuk aku bergadang hanya untuk mengerjakan project
dari Mr. Luis. Aku membuka tasku untuk mengambil project itu. Tapi ….. Oh
tidakkkkk, projectku tertinggal di asrama. Yatuhan matilah aku.
“Untuk yang tidak mengumpulkan
project, sekarang maju kedepan!”
Aku menyerahkan diri kedepan,
meskipun sudah aku jelaskan kenapa ini bisa terjadi Mr. Luis tetap saja tidak
percaya. Huft, begitulah.
“Sekarang sebagai hukumannya kamu
berdiri didepan kelas sampai pelajaran saya selesai. Sekarang!” bentak Mr. Luis
Mr. Luis memang disiplin dan dia
tidak mau kalau ada salah satu dari siswanya mengekang apa yang telah iya katakan.
Apaboleh buat, yang aku tau saat itu hanyalah pasrah.
Aku
akhirnya berdiri di depan kelas.
Karena
terlalu lama berdiri tiba-tiba mataku berkunang kunang semuanya gelap seolah
olah petang memangsaku, badanku lemas, tubuhku goyah dan.. Bruukkk. Terjatuh.
* * *
Aku perlahan membuka mata. Sontak
akupun terkejut mengapa bisa ada di asrama? Projectku? Mr. Luis? Sebanarnya apa
yang terjadi. Aku terus bertanya-tanya pada diriku sendiri.
Kreekkk…….
“Hey Clary, tumben baru bangun. Pasti
habis bergadang yah.” Tanya Crishtina
“ Eehhh Christina, ohh iya Mr. Luis?
projectku ? oh tidak! Aku terlambat.“ aku pun langsung teringat dengan tugasku.
“ Kamu kenapa Clary?.“ Christina heran sambil memegang kepalaku.
“ Aduh, kenapa aku bisa berada
disini? Lalu bagaimana dengan projectku, aku harus segera bergegas ke sekolah.”
Akupun langsung ke kamar mandi. Tetapi,
saat aku selesai mandi, Christina sudah ada di kamrku dan langsung mendorong
badanku ke tempat tidur.
“ Hey Clary, apa kau sedang menggau?
Atau kau sedang sakit sampai mengigau seperti ini? “ Tanya Christina dengan
heran melihat tingkahku.
“Ah, sudahlah. Aku harus segera
bergegas ke sekolah untuk mengumpulkan project dari Mr. luis, ini kesempatan
terakhirku. “
“ Hah? kau ini belum sadar juga
memang bakalan ada orang di sekolah hari ini?” Tanya Christina
“Ada, Mr. Luis sudah berjanji akan
memberiku kesempatan kedua setealh aku selesai menjalankan hukuman darinya, aku
harus segera bergegas.” Jawabku kesal
“ Clary, mustahil disekolah ada orang
hari ini, hari ini hari libur, tidak
mungkin Mr. Luis ada disekolah hari ini. Kamu hanya terbawa mimpi, Clary. “
Jelas Christina
Mendengar penjelasan dari Christina
,aku hanya menganguk-anguk berpura-pura mngerti apa yang sedang ia jelakan.
Sekatika aku berfikir benar juga yang
dikatakan Christina tidak mungkin ada guru disekolah pada hari libur. Memang
benar apa yang dikata Crishtina, mungkin
aku hanya kelelahan sehingga hal ini bisa terjadi.
*
* *
Aku bergegas berjalan menuju sekolah,
dengan jalan tergesa gesa karena kesiangan. Namun, Saat sampai di sekolah pintu
gerbang tertutup hanya ada satpam sekolah diposnya. Sial, lagi-lagi aku
terlambat.
“Eh, non mau kemana? Sekolah ini
kalau hari libur tidak boleh ada siswa yang masuk?”
“Loh bukanya hari ini hari senin?
Bukanya hari libur itu kemarin?”
“Neng, neng , cantik-cantik ko pikun,
hari ini hari libur. Nih, buktinya?”
Pak satpam itupun menunjukan Handphonenya,
dan benar ternyata hari ini hari libur. Akupun mengalah dan berbalik badan
menuju asrama kembali. Dipejalannan menuju asrama aku geram kepada Crishtina,
tega sekali dia membohongiku.
“Tok.. tok.. tokk.. Cristhina….
Cris…. Cepat buka, sebenarnya apa maksudmu cris?”
“Emmm, ada apa Clary kau membangunkan
tidurku saja?” jawabnya sambil mengucek-ucek mata
“Katamu kemarin hari libur, dan
berarti hari ini hari senin. Sedangkan hari ini hari minggu! Sebenarnya apa
maksudmu? Apa kau bermaksud membohongiku cris?”
“Loh memang hari ini hari minggu,
perasaan aku tidak bicara apapun denganmu kemarin. Bukannya kemarin kamu
seharian tidur dikamar?”
“Hah? Bukankah kemarin kamu yang
mengingatkanku bahwa kemarin itu hari libur?”
“Tidak, Clary, Tidak. Aku tidak
mengatakan apapun kepadamu.”
“Ah, Entahlah. Menyebalkan.” Aku
langsung membalik badanku dan menuju kamarku.
Sebenarnya
aku kenapa? Apakah kemarin itu hanya mimpi. Tapi Mr. Luis? Project ku?
Crishtina? Aku tak mengerti apa yang terjadi, bahkan aku tidak tahu mana mimpi
mana kenyataan. Mungkin saat ini aku sedang bermimpi atau bahkan tidak, apakah
kemarin itu memang benar terjadi atau tidak. Entahlah, aku bingung apa yang
harus aku lakukan. Ya tuhan, tolong aku.
* * *
“Clary… Tunggu aku?”
tiba-tiba luke memanggilku
“Kemarin kamu ngapain ke sekolah?
“Oh, kemarin. Emm, aku hanya salah
hari saja. Tadinya aku kira kemarin itu hari senin?”
“Loh memang di asramamu tidak ada
kalender?
Memang kamu tidak ngecek Handponemu?”
“Aku tak berfikiran untuk malakukan
hal itu sama sekali, soalnya Crishtina bilang bahwa kemarin lusa itu hari
libur, dan aku percaya. Dan aku berfikir jika hari itu hari libur, berarti
besok senin, dsn aku berangkan pagi-pagi kesekolah?” jelasku singkat
“Emm, benar juga sih. Kok malah aku
ikutan bingung yah? Haha entahlah jangan terlalu dipikirakan mungkin kau hanya
bermimpi, mending kita ke kantin saja.”
“Baiklah.” Akupun menerima ajakan Luke
untuk makan di kantin lagi pula hari ini aku ada olahraga dan aku belum sarapan.
Saat
aku sedang berlari untuk memulai pemanasan, tiba-tiba pandanganku
berkunang-kunang, gelap, badanku lunglah dan, Bruukkk…. oh tidak ini terjadi
lagi.
*******
Aku
membuka mataku, dan ternyata aku ada di asrama. Bukanya tadi aku di sekolah. Oh
god, lagi lagi ini terjadi, lagi.
Tok.. tok.. tokkk..
“Masuk.” Kataku
“Hey Clary, kamu baru bangun”
“Crisss bukannya aku ada disekolah
tadi? Lalu kenapa aku ada disini? Kenapa criss? Aku takut, aku takut criss, aku
tidak bisa menyadari mana alam mimpiku dan mana alam sadarku?” jelasku pada
cristinaa
“Sudah tak apa,Mungkin kamu lelah
Clary. Aku pulang dulu yaa inikan sudah jadwalku untuk pulang?”
“Loh, bukanya ini hari selasa?”
“Bukan Clary, ini hari rabu?”
“Hah… Apa benar yang dikatakan pak
satpam bahwa aku ini sudah pikun? Lah, entahlah.”
“Sudah, tak apa sudah aku bilangkan
mungkin kamu lelah. Aku pulang dulu ya bye?”
“Bye.”
Crishtina akhirnya pulang ke kampung
halamanya dan akupun hanya diam merenungi apa yang sudah terjadi. Aku bimbang
sebenarnya apa yang terjadi. Untuk melepas rasa bimbangku akhirnya, aku
memutuskan utuk berjalan jalan di taman kota.
“Hay, Clary. Tumben kamu kemari.”
Tegur Luke padaku
Lagi-lagi dia. Gumamku.
“Aku hanya ingin melepas penatku” jawabku ketus
“Kok, kamu kemarin tidak berangkat
sekolah, Kenapa?”
“Loh, bukanya aku berangkat?”
“Tidak, kemarin Crishtina yang bilang
kalo kamu tidak keluar dari kamarmu. Dan Crishtina mengira kamu sakit.” Papar
Luke.
“Oh god, terjadi lagi. Sudahlah tak
usah membahas itu lagi. Aku tak tau pa yang terjadi padaku” Aku meninggalkan
luke dengan ketus dan bergegas menuju asrama.
Aku terus saja memikirkan
apa yang sudah terjadi padaku, apakah ini semua mimpi. Aku terus saja melamun
dalam diamku, sampai-sampai aku tertidur.
******
Pagi-pagi sekali aku
berangkat kesekolah, dan semuanya baik baik saja seperti biasanya. Dan aku
kembali berfikir, tak ada yang ganjil semua baik-baik saja lantas apa yang
perlu aku pikirkan. Sudah Clary, tak ada lagi yang perlu kau khawatirkan.
Gumamku.
Teett.. teett… teett..
Bel pulang berbunyi, aku
langsung melangkah pulang menuju asrama. Aku berjalan dengan lunglai menuju
asrama dengan pikiran yang semrawut. Sesampainya di asrama aku membuka pintu
dan alangkah terkejutnya ketika Cristina dan teman temanku sudah ada di
kamarku.
“Surpise…” Sorak mereka.
“Loh, kalian ngapain disini bukanya
hari ini hari kamis?
Sedangkan ulang tahunku selasa
kemarin?”
“Hahahaha…” mereka tertawa, dan
akupun mulai kesal
“Umm, begini Clary. Sebenarnya, hari
ini hari selasa?” jelas Luke kepadaku
“Oh, tidak ini pasti mimpi. Atau aku
sudah gila. Oh, tidak. God tolong aku”
“Kamu tidak mimpi Clary?” timpal
Crishtina
“Jika semua ini benar terjadi, tolong
seseorang jelaskan padaku. Sebelum akhirnya aku menjadi gila.”
“Jadi begini.. Sebenarnya semua yang
kamu alami itu benar adanya. Dan
kejadian Mr. Luis, Project mu? Cristina? Satpam? Olahraga? Itu semua nyata, dan
itu bukan mimpimu.” Tutur Crishtina lembut
“Itu semua hanya akal-akalan kita
saja. Karena kita tahu , jika kamu sedang kelelahan dan pikiranmu sedang stress
kamu mudah sekali dibohongi. Karena itulah kita gunakan kesempatan ini untuk
memberimu kejutan di hari ulang tahunmu dan ternyata ide kami ini berhasil.”
Ungkap Crishtina bangga
“Tapi, sebenarnya kami melakukan hal
seperti itu bukan semata-mata untuk merendahkanmu karena kau mudah di bohongi.
Namun kami bertindak seperti ini agar kamu sadar, dan tidak mudah dibohongi
Clary. Semua ini karena Kita semua sayang kamu. “ Sembari Crishtina memelukku
diikuti oleh teman-temanku yang lainnya.
Aku terpana oleh kata-kata Crishtina
dan akupun menitihkan air mataku. Lalu aku tersadar jika aku jangan mudah untuk
dibohongi orang. Karena ini hari ulang tahunku, aku pun langsung meniup lilin make a
wish di hari dimana aku lahir dan menikmati hari itu bersama teman dan
sahabat terbaiku. Tapi tetap saja ada perasaan malu yang tersembunyi di balik
itu semua, aku merasa amat bodoh bisa-bisanya aku mudah sekali percaya akal
bulus mereka. Tetapi, aku sangat lega karena ini hanya akal-akalan dari
sahabatku. Tetapi memang terkadang hidup itu seperti mimpi entah kapan kita
bisa terbangun dari mimpi itu, ahh sudahlah sudah cukup aku tidak ingin
membahas lagi yang namanya mimpi atau kenyataan yang terpenting kita bisa menjalaninya
dengan baik dan buat sebuah skenario yang indah di waktu yang sedang kita
jalani.
* * *
-TAMAT-
Ditulis oleh : Winie Hindawati & Pambayun Rizki A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar